TENTANG
ROUTER
14FEB
Router adalah sebuah
alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.
Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol)
dari stack protokol tujuh-lapis OSI.
1.Fungsi
Fungsi
Router
Router berfungsi
sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari
satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch
merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network
(LAN).
Analogi
Router dan Switch
Sebagai ilustrasi
perbedaan fungsi dari router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan,
dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada
jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama,
switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki
alamat IP sendiri pada sebuah LAN.
Router sangat banyak
digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis
itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router,
dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama
dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan
untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar,
yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke
dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah
manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah
jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless
yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan
radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda
arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.
Router juga dapat
digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti
halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router
yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti
T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang
digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga
dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi
firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat
tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang
memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router.
Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast
sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja
jaringan.
2. Jenis-jenis
router
Jenis
– Jenis Router
Secara umum, router
dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
1.
Routing Static
Routing Static adalah
salah satu cara untuk membuat table routing secara manual. Routing static
bersifat statik, tidak berubah-rubah dan diset oleh user/pengguna.
Pada Routing statik
·
Router tidak berbagi
informasi routing.
·
Jumlah gateway
terbatas.
·
Routing tabel dibuat
manual.
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian
·
Jaringan yang
mengkonfigurasi router.
·
Router melakukan
routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
·
Routing statis
digunakan untuk melewatkan paket data.
Seorang administrator
harus mengunakan perintah ip.route scara
manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.
Keuntungan routing
statis :
·
Beban kerja router
terbilang ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena router hanya
mengupdate sekali saja ip table yang ada. (pada saat di konfigurasi)
·
Pengiriman paket data
yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah di ketahui terlebih dahulu.
·
Analisa kesalahan pada
topologi jaringan lebih cepat diketahui.
Kerugian routing
statis :
·
Harus tau semua alamat
IP network yang akan di kenalkan atau dituju beserta next hoopnya (jalur yang
akan dilewati).
2.
Routing Dynamic
Routing Dynamic adalah routing yang
memanfaatkan suatu algoritma sehingga perangkat router dapat menentukan jalur
routingnya secara otomatis, dengan cara menjelajah jaringan tersebut dan
bertukar informari routing antar router.
Pada Routing dinamik
·
Router berbagi
informasi routing secara otomatis
·
Jumlah gateway sangat
banyak.
·
Routing tabeel dibuat
secara dinamik.
·
Membutuhkan protokl
routing seperti RIP atau OSPF
Keuntungan routing
dinamis :
·
hanya mengenalkan
alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya).
·
Tidak perlu mengetahui
semua alamat network yang ada.
·
Bila terjadi
penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya
router-router yang berkaitan.
Kerugian routing
dinamis :
·
beban kerja router
lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
·
kecepatan pengenalan
dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua
router sampai ada yang cocok. Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu
beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat ip yang ada.
3. Router
versus Bridge
BRIDGE
Bridge adalah
peralatan yang berfungsi menghubungkan dua jaringan yang mempunyai media
komunikasi dan topologi berbeda tetapi mempunyai protokol yang sama. Contoh,
jaringan yang menggunakan kabel fiber optic bisa dihubungkan dengan jaringan
kabel coaxial dan jaringan yang menggunakan topologi ring bisa dihubungkan
dengan jaringan bertopologi star.
Karakteristik
BRIDGE :
- Dapat memisahkan
jaringan yang luas menjadi sub jaringan yang lebih kecil.
- Dapat
mempelajari alamat, meneliti paket data dan menyampaikannya.
- Dapat
mengoleksi dan melepas paket-paket diantara dua segmen jaringan.
- Dapat
mengontrol broadcast ke jaringan.
- Dapat merawat
address table.
JENIS
BRIDGE :
- Bridge Lokal:
sebuah bridge yang dapat menghubungkan segmen-segmen jaringan lokal.
- Bridge Remote:
dapat digunakan untuk membuat sebuah sambungan (link) antara LAN untuk membuat
sebuah Wide Area Network.
- Bridge
Nirkabel: sebuah bridge yang dapat menggabungkan jaringan LAN berkabel dan
jaringan LAN nirkabel.
Router
versus Bridge
Cara kerja router
mirip dengan bridge jaringan, yakni mereka dapat meneruskan paket data jaringan
dan dapat juga membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan
segmen-segmen jaringan. Akan tetapi, router berjalan pada lapisan ketiga pada
model OSI (lapisan jaringan), dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan
pada lapisan itu, seperti halnya alamat IP. Sementara itu, bridge jaringan
berjalan pada lapisan kedua pada model OSI (lapisan data-link), dan menggunakan
skema pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu, yakni MAC address.
Lalu, kapan penggunaan
bridge jaringan dilakukan dan kapan penggunakan router dilakukan? Bridge,
sebaiknya digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan
protokol jaringan yang sama (sebagai contoh: segmen jaringan berbasis IP dengan
segmen jaringan IP lainnya). Selain itu, bridge juga dapat digunakan ketika di
dalam jaringan terdapat protokol-protokol yang tidak bisa melakukan routing,
seperti halnya NetBEUI. Sementara itu, router sebaiknya digunakan untuk
menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan protokol jaringan yang
berebeda (seperti halnya untuk menghubungkan segmen jaringan IP dengan segmen
jaringan IPX.) Secara umum, router lebih cerdas dibandingkan dengan bridge
jaringan dan dapat meningkatkan bandwidth jaringan, mengingat router tidak
meneruskan paket broadcast ke jaringan yang dituju. Dan, penggunaan router yang
paling sering dilakukan adalah ketika kita hendak menghubungkan jaringan kita
ke Internet
Karakteristik
lain dari Router adalah sbb :
1.
Dapat mencari rute
atau jalur yang terbaik antara dua segmen jaringan
2.
Dapat mengelola dan
menangani banyak tugas antar segmen
3.
Dapat membantu
mengelola lalulintas jaringan
4.
Dapat menghubungkan
dua segmen jaringan yang berbeda protokol lapisan fisik dan lapisan data-link,
karena bekerja pada lapisan network.
5.
Dipergunakan pada
koneksi ke jaringan MAN dan WAN